A. Materi Golongan Darah
Darah merupakan cairan tubuh warna merah, terdapat di dalam sistem peredaran darah tertutup dan sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama darah yaitu mengangkut oksigen dan bahan makanan keseluruh tubuh serta mengambil karbon dioksida dan zat-zat hasil metabolisme dalam tubuh. Darah dalam tubuh berfungsi untuk :
- Mengangkut dan mengedarkan zat-zat kimia seperti hormon, sari-sari makanan, oksigen, karbon dioksida dan zat buangan hasil metabolisme tubuh
- Menjaga kestabilan suhu tubuh yaitu dengan cara memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke bagian lain yang tidak aktif
- Menjaga tekanan osmosis tubuh
- Menghindarkan tubuh dari infeksi kuman dengan jalan menutup luka dan membentuk antibodi.
Darah tersusun atas dua komponen yaitu, komponen cair (plasma darah) dan komponen padat (eritrosit, leukosit, dan trombosit). Plasma darah sebagian besar terdiri atas 92% air, 0,9% mineral (NaCl, fosfor, magnesium, besi) 0,1% bahan organik (seperti glukosa, lemak, enzim, dan antigen). Pada protein plasma darah juga terdiri atas albumin, Fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang juga larut dalam plasma darah, antara lain sari makanan, mineral, hormon, dan antibodi.
Fibrinogen : merupakan protein yang berperan dalam pembekuan darah untuk menutup luka dengan cara membentuk benang-benang fibrin pada saat terjadi luka.
Serum : bagian dari plasma darah yang tidak bisa menggumpal, Serum berfungsi membawa sari-sari makanan.
Sel Darah Merah (eritrosit) : selnya berbentuk bulat pipih, tidak berinti, dan cekung di bagian tengah (bikonkaf) Sel darah ini berwarna merah karena mengandung hemoglobin (Hb), yaitu protein yang mengandung zat besi. Fungsi utama Hb adalah mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sel darah dibentuk di sumsum merah tulang pipa dan tulang pipih
Sel Darah Putih (leukosit): sel berbentuk tidak tetap (amuboid) dan memiliki inti. Leukosit bergerak aktif, bisa menembus dinding pembuluh darah (diapedesis). Fungsi utama dari sel darah putih adalah sebagai pertahanan tubuh melawan kuman/bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara memakannya (fagosit) atau membentuk antibodi.
Keping Darah (trombosit): trombosit bentuk tidak teratur dan tidak berinti, jika kita mengalami luka hingga berdarah, keping-keping darah berfungsi untuk membekukannya.
Mengetahui golongan darah seseorang sangat penting di ketahui untuk kepentingan medis yaitu salah satunya untuk transfusi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan darah, diantaranya adalah sistem penggolongan ABO, sistem rhesus (Rh) dan sistem MN. Penggolongan darah sistem ABO ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner seorang ahli hematologi. Penggolongan darah sistem ABO berdasarkan ada dan tidaknya aglutinogen dan aglutinin. Agglutinogen merupakan suatu protein yang terdapat didalam membrane eritrosit. Agglutinin/antiserum adalah antibodi yang merupakan zat penolak di dalam plasma darah. Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya aglutinogen ( antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam plasma.
Menurut sistem ABO golongan darah manusia digolongkan menjadi 4 yaitu A, B, AB dan O (nol). Darah golongan A memiliki aglutinogen A dan aglutinin B (β). Darah golongan B memiliki aglutinogen B dan aglutinin A (α). Darah golongan AB memiliki aglutinogen A dan aglutinogen B, tetapi tidak memiliki aglutinin . Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen A maupun B, tetapi memiliki aglutinin A dan aglutinin B (αβ). Perhatikan tabel di bawah ini :
Golongan darah | Aglutinogen (antigen) pada eritrosit | Agglutinin (antibodi) pada plasma darah |
---|---|---|
A | A | β |
B | B | α |
AB | A dan B | - |
O | - | α dan β |
Cara melakukan uji golongan darah adalah dengan mengambil sedikit tetesan darah kemudian diletakkan pada gelas objek lalu ditambahkan antiserum A dan antiserum B. Bila setelah ditetesi dengan antiserum A, darah menggumpal (terbentuk butiran-butiran halus seperti pasir) maka golongan darah orang itu adalah A. Bila setelah ditetesi dengan antiserum B, darah menggumpal maka golongan darah orang itu adalah B. Bila setelah ditetesi dengan antiserum A, darah menggumpal dan dengan antiserum B juga menggumpal, maka golongan darah orang itu adalah AB. Bila setelah ditetesi dengan antiserum A, darah tidak menggumpal, dengan antiserum B tidak menggumpal maka golongan darah orang itu adalah O (nol).
Rhesus adalah sistem penggolongan darah berdasarkan ada atau tidaknya protein antigen D di permukaan sel darah merah. Berdasarkan sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus positif dan rhesus negatif. Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda adalah Rh positif, Sebaliknya jika tidak, golongan darah Anda adalah rhesus negatif. Golongan darah Rh pertama kali ditemukan karena adanya reaksi transfusi pada seorang ibu yang melahirkan. Anak yang dilahirkan mengalami eritroblastosis fetalis (kelainan sel darah sehingga terjadi lisis eritrosit berlebih). Golongan rhesus ini memiliki arti penting pada perkawinan. Bila seorang pria rhesus positif (Rh+) menikah dengan wanita rhesus negatif (Rh-) kemungkinan anaknya akan menderita eritroblastosis fetalis (penyakit kuning bayi). Jika individu (Rh-) yang menerima darah dari individu (Rh+), pada awalnya tidak terjadi penggumpalan darah, tetapi setelah menerima darah kembali di (Rh+) untuk kedua kalinya maka akan terjadi penggumpalan, sebab antibodi sebelumnya yang sudah terbentuk akan menyerang pada antigen baru.
Pada tahun 1927, Landsteiner dan Levine menemukan adanya golongan darah pada manusia, yaitu M, MN, dan N. Masing-masing disebabkan karena adanya antigen M, MN, dan N. Jika dilakukan tranfusi darah antara ketiga golongan tersebut, tidak akan terjadi penggumpalan karena ketiga antigen ini tidak membentuk zat anti-M maupun anti-N. Namun, jika antigen ini disuntikkan ke dalam tubuh kelinci, akan membentuk antibodi berupa anti-M atau anti-N. Dengan demikian, apabila serum kelinci yang mengandung antibodi disuntikkan ke dalam tubuh manusia, dapat menimbulkan penggumpalan. Oleh karena itu, antiserum dari kelinci ini dapat digunakan untuk menguji golongan darah seseorang. Jika dilakukan tes dengan antiserum yang mengandung anti-M, tampak adanya penggumpalan, sedangkan dengan anti-N tidak ada penggumpalan orang tersebut bergolongan darah M. Jika antiserumnya mengandung anti-N terjadi penggumpalan, sedangkan dengan anti-M tidak, maka golongan darah orang tersebut adalah N. Akan tetapi, jika disuntikkan antiserum yang mengandung anti-M dan anti-N mengalami penggumpalan, golongan darah orang tersebut adalah MN.
B. Alat dan Bahan di Laboratorium
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi:
1. Alat
- Plate tetes
- Autoklik
2. Bahan
- Kapas
- Blood lancet
- Tusuk gigi
- Alkohol 70%
- Antiserum A
- Antiserum B
C. Cara Kerja di Laboratorium
Cara Kerja dalam praktikum ini yaitu:
1. Jari tangan dibersihkan dengan alkohol menggunakan kapas.
2. jari tangan ditusuk dengan blood lancet.
3. Darah yang keluar diarahkan pada masing-masing plate tetes yang sudah diberii tanda A dan B.
4. Antiserum diteteskan pada masing-masing plate tetes yang berisi darah kemudian diaduk dengan tusuk gigi.
5. Teteskan antiserum A pada plate A aduk menggunakan tusuk gigi.
6. Teteskan antiserum B pada plate B aduk menggunakan tusuk gigi.
7. Perhatikan dan analisis hasil dari uji coba golongan darah yang dilakukan.